Rabu, 26 Oktober 2016

tazkiyatun nafs


Tazkiyatun Nafs
ustadz: Adi hidayat lc

    Al-Qur'an menerangkan, bahwa setelah empat bulan manusia dalam kandungan, Allah SWT meniupkan ruh. Segala yang berasal dari Allah yang Maha suci, tentunya bersifat suci. Ruh memiliki sifat yang dominan baik dan disebut cendrung bersifat takwa. Berarti ruh kita bersih dan suci sebelum bertemu jasad. Jasad atau tubuh yang Allah tumbuhkan di dalam rahim, dengan usaha dan ikhtiar yang dilakukan oleh manusia memiliki sifat yang fujur. 
       Tubuh atau jasad inilah tempat bertemunya dua sifat yakni takwa yang dibawa oleh ruh dan sifat fujur yang berasal dari jasad/tubuh. Tempat kedua sifat inilah yang disebut dengan nafs. Nafs yang dominannya takwa akan selalu memunculkan sifat kebaikan, sebaliknya nafs yang dominannya fujur selalu memunculkan sifat keburukan.
       Kondisi nafs yang melahirkan perbuatan-perbuatan atau amalan dipengaruhi oleh setiap kejadian yang dilihat mata, didengar telinga, dimakan mulut, diucapkan lisan, disentuh kulit dan dari anggota tubuh lainnya. Tazkiyatun nafs yaitu bersungguh-sungguh melakukan usaha membersihkan diri dengan memunculkan takwa (kebaikan) agar lebih dominan dan menekan sifat  fujur agar tidak muncul.
       Tazkiyatun nafs ada dua cara. Pertama  usaha mencegah agar yang masuk dari setiap anggota badan, dari mata, telinga, lidah dan lainnya adalah berupa kebaikan, dan memberikan pengaruh yang baik pula. Kedua usaha untuk membersihkan nafs agar segala hal yang buruk yang terlanjur masuk dapat dibersihkan dan menjadi lebih baik.

bersambung ^_^ 

Selasa, 18 Oktober 2016



tatap itulah mereka

berpikir keras
menghafal banyak
apa yang akan disampaikan
menemukan materi yang berat
tidak
kalaupun ada bukan jawabannya
fokus pada diri sendiri
membuat mata tidak dapat melihat
melihat betapa luas alam ini
melihat betapa indah setiap langkah
melihat betapa indah setiap suara
semua tak sesulit yang dipikirkan
mudah tatap saja
mudah hadapi saja
mudah lakukan saja
tatap itulah mereka


17/10/16
momen pembina u. ^_^

Senin, 10 Oktober 2016


Temukan dan Teguhkan

kaki kanan yang diawal
bentuk dari keteguhan
berharap hari ini lebih baik
semangat dalam hati dan fikiran
bentuk dari keteguhan
berharap menemukan solusinya
setiap hari ditemukan bingung
hal ini, hal itu, dan hal lainnya
bingung bentuk diri ini lemah
terbatas dan perlu berubah semakin baik
semoga
kaki kanan yang diawal
senyuman yang ditampakkan
semoga bagian dari keteguhan
hati dan fikiran 
dikuasai yang Esa
Ya.. Rab
Temukan dan Teguhkan


11 oktober 2016

hari-hari bersama mereka 

Senin, 03 Oktober 2016



Aku dan Angka

hebat
saat aku dapat 100
hebat
saat aku dapat 95
hebat
saat aku dapat 90
kenapa
saat aku dapat angka 70
apa ini
saat aku dapat angka  65
ulangi
saat aku dapat angka 60
aku dan angka
aku ini angka 100?
aku ini angka 95?
aku ini angka 60?
terlihat seperti angka ketika aku berjalan
angka itu terlihat seperti aku saat dituliskan
aku dan angka
sama



Senin, 12 Mei 2014

60 sahabat Rasulullah saw
1) Biografi Mush’ab bin ‘Umayr
Mush’ab bin ‘Umayr adalah salah seorang sahabat nabi Nabi Muhammad yang memeluk Islam pada masa awal keislaman. Ia lahir dan dibesarkan dalam kesenangan. Pada waktu remaja ia menjadi buah bibir gadis-gadis Mekah dikarenakan wajahnya yang rupawan, kekayaan, otak yang cerdas dan akhlaknya yang baik. Nama sebenarnya adalah Mush’ab bin ‘Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf al-‘Abdary al-Qursy. Digelari ‘Safir al-islam’(Duta Islam) dan Mush’ab al-Khoir’(Mush’ab yang bijak), ‘al-Qori ‘(tukang baca). Beliau adalah diantara sahabat pemberani. Beliau wafat sebagai syahid pada tahun 3 Hijriah, berumur 40 tahun (atau lebih sedikit).
Biografi Mush’ab bin ‘Umayr dari Biografi Web
Dalam sejarah perkembangan Islam, beliau adalah duta pertama yang pernah dikirim Rasulullah ke Madinah bersama dua belas laki-laki yang baru masuk Islam dari Yatsrib (sekarang Madinah) untuk ikut dalam pembaiatan ‘Aqobah pertama’. Tujuan pengutusan beliau, agar bisa mengajarkan kepada yang lain. Inilah sejarah ‘duta’(safir) atau Ambassador’ dalam Islam.
Mus’ab bin Umair berasal dari keturunan bangsawan dari suku Quraisy. Ia adalah salah satu sahabat yang pertama dalam memeluk Islam setelah Nabi Muhammad saw diangkat sebagai Nabi dan menyebarkan agama Islam. Mus’ab bin Umair diutus oleh Nabi Muhammad saw untuk menyebarkan dan mengajarkan agama Islam di Madinah, setelah orang-orang dari Madinah datang menyatakan keislamannya. Ia di Madinah hingga Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah. Mus’ab bin Umair mati syahid di Pertempuran Uhud.
Suatu hari ia mendengar berita mengenai Muhammad SAW dan apa yang diajarkannya. Iapun tertarik dan memutuskan untuk pergi ke Darul Arqom, suatu tempat dimana kaum Muslim berkumpul dan belajar. Disana ia mendengar ayat-ayat Al-Qur’an yang begitu mempesona. Hatinya menjadi tenang dan damai mendengar untaian ayat-ayat tersebut. Maka Mush’abpun memutuskan untuk memeluk ajaran baru ini. Namun ibunda Mush’ab adalah seorang yang berkepribadian kuat, pendiriannya tidak dapat ditawar-tawar. Oleh sebab itu Mush’ab memutuskan untuk sementara menyembunyikan keislamannya. Namun tak lama kemudian ibundanya mengetahui hal tersebut. Iapun berusaha membujuk agar Mush’ab mau kembali memeluk ajaran leluhurnya namun Mush’ab menolak sehingga akhirnya ia putus asa dan menghentikan pemberian keuangan serta mengurung Mush’ab di kamarnya dan melarangnya keluar rumah.
Beberapa waktu kemudian Mush’ab mendengar berita bahwa beberapa orang Muslim hijrah ke Habasyi (Ethiopia). Segera Mushabpun memutuskan untuk melarikan diri dan ikut bergabung bersama orang-orang Muslim untuk hijrah ke Habasyi. Beberapa waktu kemudian karena terdengar desas-desus bahwa pihak Quraisy telah mengurangi tekanan terhadap Muslim, mereka memutuskan untuk kembali ke Mekah, begitu pula Mush’ab. Mereka segera menemui Rasulullah dan para sahabat. Demi melihat Mush’ab, Rasulullah menitikkan airmata, penampilan Mush’ab sungguh berbeda, ia berpakaian usang dengan tambalan disana-sini. Rasulullah menatapnya dengan penuh kasih sayang dan bersabda: “ Dahulu aku lihat Mush’ab ini tak ada yang mengimbangi dalam hal memperoleh kesenangan dari orang-tuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan RasulNya”.
Setelah peristiwa baiat Aqabah ke 1 pada tahun ke 11 kenabian, Mush’ab ditugasi Rasulullah sebagai duta Muslim ke Madinah untuk mengajarkan Al-Quran dan berbagai pengetahuan lain mengenai Islam kepada penduduk disana. Berkat kecerdasan, kesabaran dan kebesaran jiwanya ia berhasil mengajak sebagian besar masyarakat kota itu untuk memeluk Islam. Itulah sebabnya ia dikenal dengan panggilan Muqri’ul Madinah ( Nara sumber Madinah). Dan sejak itu pula setiap orang yang mengajarkan Al-Qur’an disebut “Mush’ab”. Kemudian pada musim haji tahun berikutnya Mush’ab berhasil mengajak lebih dari 70 kaum Muslimin ke Mekkah dimana kemudian terjadi perjanjian Aqabah 2. Sejak saat itu Mush’ab tidak pernah absen menyertai Rasulullah berperang.
Dalam perang Uhud Mush’ab dipercaya Rasulullah sebagai pembawa bendera pasukan. Peperangan berlangsung sengit .Mulanya pasukan Muslim bisa menguasai keadaan namun ketika pasukan pemanah yang ditugasi untuk bertahan diatas bukit melanggar perintah dikarenakan tergiur oleh banyaknya ghonimah ( pampasan perang ) yang tertinggal di hadapan mereka, keadaan menjadi berubah terbalik. Tanpa diduga pasukan kafir yang dipimpin Khalid bin Walid yang waktu itu belum memeluk Islam menyerang-balik dari balik bukit sehingga pasukan Muslim kocar-kacir. Pada saat yang genting itulah beredar berita bahwa Rasulullah telah meninggal. Mush’ab sangat terkejut. Namun yang paling dikhawatirkannya adalah nasib kelanjutan ajaran Islam. Ia khawatir kenyataan tersebut akan segera menyurutkan dan memadamkan ajaran yang baru saja tumbuh itu.
Lalu iapun segera meneriakkan “ Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul yang sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul ” sambil mengacungkan bendera tinggi-tinggi dan bertakbir sembari menyerang musuh dengan gagah berani. Namun kemudian pihak musuh berhasil menebas tangannya hingga putus. Mush’ab segera memindahkan bendera ke tangan kirinya namun kalipun ia tidak berhasil menghindar serangan lawan sehingga tangan kirinya juga ditebas pedang musuh. Mush’ab segera membungkuk kearah bendera lalu dengan kedua pangkal lengannya meraihnya ke dada sambil terus bertakbir. Namun kali ini lawan menyerangnya dengan menusukkan tombak ke dada Mush’ab. Mush’ab pun gugur sebagai seorang syuhada yang gagah berani.
Diakhir perang, Rasulullah beserta para sahabat meninjau medan perang dan mendapati jasad Mush’ab. Tak sehelaipun kain untuk menutupinya selain sehelai burdah yang andai ditaruh di atas kepalanya terbukalah kedua kakinya. Sebaliknya bila ditutup kakinya maka terbukalah kepalanya. Maka Rasulullah bersabda : ” Tutupkanlah ke bagian kepalanya , kakinya tutuplah dengan rumput idzkir!”.
Itulah akhir perjuangan Mush’ab bin Umair dalam menegakkan agama yang dengan tidak gentar menghadapi musuh-musuh Allah, yaitu orang-orang yang enggan mengakui bahwa “Tiada Tuhan yang patut disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah”( Laa ilaaha illaLLAH wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah).
“ Katakanlah: “Ta`atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir”.(QS. Ali Imran(3):32).
Itulah kalimat Tauhid, kalimat yang mampu mengantarkan manusia menuju ridho Sang Khalik, karena memang Dialah yang menciptakan manusia, langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya. Dialah Zat satu-satunya yang memegang jiwa dan hidup seseorang. Itulah kalimat Syahadat yang merupakan pintu gerbang ke-Islam-an seseorang. Sebuah pengakuan yang akan mengantarkannya kepada kebebasan dan kemerdekaan dari penyembahan, kepatuhan dan ketundukan kepada selain Allah SWT.
“Katakanlah (hai orang-orang mu’min): “Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya”.(QS.Al-Baqarah(2):136).
Syahadat adalah inti ajaran Islam yang mengajarkan keadilan dan persamaan hak. Manusia disisi Allah adalah sama hanya ketakwaan yang membedakannya .
“ Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.(QS.Al-Baqarah(2):132).
Seorang Muslim minimal 5 kali dalam sehari dalam shalatnya mengikrarkan sebuah janji melalui doa Iftitah, yang mustinya diikuti dengan pelaksanaan janji tersebut bahwa hidup dan matiku hanyalah untukMu, Yaa Allah.
“ Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. (QS.Al-An’aam(6):161-163).